PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

Kerupuk Sehat Lidah Buaya

Berbekal modal hanya satu juta rupiah, melakukan percobaan kecil untuk menemukan rasa alami dari lidah buaya tersebut tanpa menggunakan pewarna ataupun pengawet. Setelah melakukan berbagai cara dan komposisi bahan yang berbeda akhirnya ditemukan resep yang pas dan menghasilkan rasa alami lidah buaya. Anda ingin mencoba?

NGORO - Persaingan usaha yang begitu ketat di era modern memaksa setiap orang untuk lebih jeli dalam membaca peluang bisnis yang ada. Seperti yang dilakukan Andik Prasetya Arjasanto asal Dusun Kwaringan, Desa Gajah Kecamatan Ngoro Jombang ciptakan inovasi industri makanan ringan Kerupuk Sehat Lidah Buaya.

Berawal dari melihat teman yang sukses menekuni usaha pengolahan lidah buaya menjadi minuman. Pria kelahiran Malang ini mulai tertarik untuk ikut mengembangkan inovasi usaha dari tanaman lidah buaya. Setelah beberapa kali browsing di internet banyak produk olahan lidah buaya yang sudah diproduksi di beberapa daerah. Seperti minuman nata lidah buaya, teh, kripik dan lainya, dari sinilah Andik mulai mulai berfikir apa ya yang belum ada? Akhirnya setelah dianalisa bapak satu anak ini menemukan ide membuat kerupuk lidah buaya. Ketika di tanya kenapa harus dari lidah buaya?

“Karena Aloe Vera atau lebih dikenal dengan Lidah Buaya merupakan tanaman yang banyak ditemui disekitar kita. Tanaman ini mempunyai banyak khasiat untuk kesehatan hingga pemanfaatan bahan dasar kecantikan. Lidah buaya yang mudah tumbuh subur di Indonesia, oleh karenanya tanaman ini bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan,” ujarnya.
Manfaat kesehatan yang sudah tidak diragukan lagi dari lidah buaya, bahkan negara maju seperti Jepang mengakuinya. Hal ini menambah semangat optimis untuk mengembangkan bisnis tersebut.

Berbekal modal hanya satu juta rupiah, Andik melakukan percobaan kecil untuk menemukan rasa alami dari lidah buaya tersebut tanpa menggunakan pewarna ataupun pengawet. Beberapa kali percobaan sempat gagal karena masih terdapat rasa pahit pada kerupuk. Setelah melakukan berbagai cara dan komposisi bahan yang berbeda akhirnya pria perawakan tinggi ini menemukan resep yang pas dan menghasilkan rasa alami lidah buaya.

Dalam mengolah kerupuk lidah buaya, bukan asal lidah buaya. Lidah buaya yang dipilih adalah yang berukuran besar alias super. Produksi yang dilakukan pria kelahiran Malang ini masih secara manual, mulai dari bahan mentah hingga siap jual atau konsumsi. Usaha mulai dirintis sejak bulan Agustus 2012, berpusat di Dusun Ketanen Desa Banyuarang Ngoro Jombang. Dalam menjalankan usahanya Andik dibantu oleh delapan pekerja produksi yang kesemuanya perempuan dan tiga orang sales.

Untuk membuatnya, tak memerlukan peralatan dan bahan yang rumit. Yang dibutuhkan cukup daging lidah buaya secukupnya, berasal dari tanaman berusia sekitar 3 bulan ke atas, tepung terigu, tepung tapioka, bawang putih, ketumbar serta garam sebagai penyedap rasa bisa juga ditambahkan telur ayam.

Proses produksi:
  1. Ambil lidah buaya secukupnya, lalu ambil dagingnya kemudian iris kurang lebih 1 cm.
  2. Cuci hingga bersih dan tidak ada lagi lendirnya,  karena lendir dari daging lidah buaya bisa menyebabkan adonan menjadi pahit.
  3. Irisan daging lidah buaya cukup diblender hingga halus. Selanjutnya, campur dengan tepung tapioka, terigu, bawang, ketumbar serta garam, bisa juga ditambah telor ayam dengan perbandingan yang sesuai.
  4. Tuang dipanci/wajan/cetakan sampai kalis, selanjutnya adonan tersebut dikukus hingga mengeras.
  5. Diamkan semalaman hingga adonan mengeras. Setelah mengeras adonan  bisa diiris atau dibentuk sesuai selera.
  6. Untuk menghilangkan kandungan air, adonan yang sudah mengeras tersebut dijemur diterik matahari antara 3 - 4 jam. Apabila cuaca tidak bersahabat karena mendung/hujan, irisan adonan lidah buaya bisa dioven.
  7. Adonan pun siap digoreng.
  8. Untuk penggorengan menggunakan 2 wajan, dan minyak hanya bisa digunakan untuk dua kali penggorengan saja.

Proses produksi yang cukup mudah ini memungkinkan setiap orang untuk membuatnya. Namun kendalanya untuk produksi besar adalah pada bahanya, karena sulit dan harga cukup mahal serta alat potong yang masih manual. Andik sengaja tidak menggunakan pewarna ataupun pengawet, harapannya kerupuk buatanya sehat untuk dikonsumsi oleh semua kalangan baik anak-anak maupun dewasa.

“Awalnya, dulu untuk produksi skala kecil kita masih mencari di daerah sekitar desa, semakin lama semakin berkembang dan diminati kerupuk sehat buatan kami. Kita mulai sulit mendapatkan bahan dengan jumlah besar, akhirnya kita mencari sampai ke daerah Lamongan dengan harga yang cukup mahal,” tambahnya.

Pada skala produksi yang mulai berkembang saat ini, Andik mampu produksi 24 kg tepung menjadi 35-40 kg krecek mentah, jika 4 kg tepung menjadi 2000-2500 bungkus kerupuk goreng. Harga krecek per 1 kg Rp.15.000-Rp.17.000 dan di jual Rp.1000 per bungkusnya. Kerupuk sehat lidah buaya buatan Ngoro ini sudah tersebar di sebagian wilayah Kabupaten Jombang, Nganjuk bahkan sudah dikirim ke daerah Kalimantan.

Produk makanan itu hanyalah satu dari banyak hasil olahan berbahan lidah buaya, ide dan kreatifitas memang diperlukan untuk membuat produk-produk yang mempunyai potensi jual di pasaran. Hadirnya industri makanan kerupuk lidah buaya, menambah variasi pilihan oleh-oleh khas Jombang. Sehingga diharapkan bisa menumbuhkan tingkat perekonomian Jombang yang lebih baik.  (sumber : suarapendidikan.com)
Semoga postingan Kerupuk Sehat Lidah Buaya bisa menjadi inspirasi anda.

Share to :

Facebook Google+ Twitter Digg
Back To Top